Otak manusia terbagai menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan kiri.
Belahan kanan otak berkaitan dengan sisi kiri tubuh, dan belahan kiri
dengan sisi kanan. Kita akan menganggap kebahagiaan tercatat secara
lebih kuat di sisi kanan wajah. Sementara rasa muak, kemarahan, dan
ketakutan di sisi kiri. Meskipun belahan kiri tidak mendominasi dalam
mengalami emosi positif, belahan kanan tampaknya terlibat dalam
pengenalan dan pemrosesan kedua sinyal emosi positif dan negatif itu.
Otak kanan juga mengambil ekspresi-ekspresi wajah positif lebih dari
yang kita kira berdasarkan dominasi otak kiri dalam merasakan
emosi-emosi positif. Meski begitu, otak kiri benar-benar memainkan peran
dalam memproses sinyal-sinyal positif serta mengalaminya (hlm. 36).
Otak menyediakan beberapa jenis pengalaman secara tak terhapuskan,
langsung, dan tanpa usaha sengaja. Ia membaca jenis pengalaman itu
sedemikian rupa sehingga pikiran sadar kita harus menyisih agar insting
yang memicu emosi dapat mengambil alih. Data lain yang kurang penting
disimpan sandinya secara permanen dengan menyampaikan pengalaman itu
melalui gulungan latihan berulang-ulang.
Ada bukti bahwa itulah yang terjadi dalam mimpi. Saat tidur, sementara
konteks tidak sibuk menyeleksi data yang berdatangan memalui berbagai
indra, ia dapat menyampaikan potongan-potongan pengalaman mutakhir untuk
membantu mereka menjadi ingatan permanen. Ingatan adalah mitra dalam
mengembangkan semua keterampilan mental lain. Kunci untuk belajar adalah
kemampuan otak untuk mengubah pengalaman yang ada sekarang menjadi
sandi dan menyimpannya agar di kemudian hari, pengalaman tersebut dapat
dipanggil kembali.
Buku ini layak dibaca oleh semua orang yang menjaga pikiran mereka agar
tetap aktif. Terutama mereka yang telah memanfaatkannya untuk
mengeksplorasi sarana kelangsungan hidup dan kegembiraan yang sangat
menarik, yaitu otak manusia.
Jika kita sadari, sesungguhnya otak menghasilkan zat kimia yang
dinamakan acetylcholine untuk membawa pesan-pesan di antara sel-sel yang
terlibat dalam ingatan dan penyusunan strategi. Adanya zat kimia
neurotransmiter semacam itu ternyata meningkat di dalam otak yang sering
digunakan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang membutuhkan
pemecahan masalah. Ini mungkin karena sesungguhnya sebagian orang yang
lebih tua tidak kehilangan kemampuan ini sebanyak orang lain saat mereka
menua.
Ketidakmampuan untuk mengingat kejadian-kejadian yang belum lama berlalu
merupakan tanda pertama penurunan fungsi otak yang semakin lama semakin
parah, yang disertai oleh timbulnya pola "plak" amyloid protein. Itu
kemudian di dalam konteks di sepanjang sisi dalam cuping temporal, yang
hanya ada di hipokampus. Selanjutnya ia menyebar ke sirkuit-sirkuit lain
termasuk ingatan akan kejadian-kejadian pada masa yang sudah lama
berlalu. Kemampuan untuk menemukan kata-kata untuk menyebut objek-objek
yang biasa mulai melemah, diikuti dengan ketidakmampuan untuk mengenali
orang-orang dan tempat-tempat yang sudah diakrabi atau bahkan tidak
mengetahui kegunaan cangkir kopi. Wanita yang menjaga agar pikirannya
selalu aktif sampai tua lebih kecil kemungkinannya untuk menderita
Alzheimer ini. Namun "serangan awal" Alzheimer, yang biasanya muncul
pada awal usia 50-an, merupakan suatu kondisi yang diwarisi secara
genetis dan tidak dapat diperlemah atau ditunda dengan hanya menjaga
pikiran tetap aktif (hlm. 126).
Dalam buku yang berjudul asli Building Mental Muscle: Conditioning
Exercises for The Six Intellgence Zones David Gamon dan Allen D. Bragdon
membeberkan temuan-temuan terbaru tentang kinerja dan struktur otak.
Terdapat enam zona kecerdasan pada otak, yaitu pengambilan keputusan dan
sosial, ingatan, emosi, bahasa, matematika, dan spasial. Semua zona
kecerdasan ini kita butuhkan karena saling membantu dalam kegiatan
berpikir kita. Jika salah satu dari keenam zona ini jarang digunakan,
niscaya ia akan mengalami kemunduran. Oleh karena itu, otak --seperti
halnya otot-- perlu dilatih agar tidak kendur dan semakin kuat.
Permainan-permainan dalam buku ini dirancang untuk merangsang sel-sel
pada enam zona otak, yang sebagian di antaranya mungkin tidak kita
gunakan secara teratur dalam kehidupan pribadi atau kehidupan
profesional kita. Jadi, ayo, senam otak!
Anda Telah Membaca artikel Optimalisasi Otak Manusia, Baca Juga Artikel Berikut
|
Sembilan Empat